Rabu, 07 Juni 2017

Karya Tulis Ilmiah



Nama : Tegar Ahmad Santoso
Kelas : Pai 1b                                
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen: Drs. Abdul Kholiq
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sholat 5 waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Karena merupakan unsur            terpenting dari kehidupan yang kita tempuh didunia ini. Tidak terlepas dari itu sholat         diposisikan sebagai bentuk pengabdian kita kepada Sang Kholiq. Apalagi Sholat 5    waktu jika dilaksanakan secara berjamaah, umat Islam berbondong-bondong          melaksanakan sholat berjamaah secara serentak menuju ke masjid, karena dengan kita             menunaikan sholat secara berjamaah juga bisa menciptakan kontak sosial yang begitu         erat antara para jamaah lainnya dan juga dihitung sebagai pahala yang besar di         bandingkan dengan sholat sendiri. Akan tetapi disisi lain banyak umat Islam kini       kurang memerhatikan sholat berjamaah karena banyak dari mereka mempunyai alasan tertentu untuk menghindari sholat berjamaah. Contoh suatu misal, mahasisiwa yang           disibukkan dengan aktivitas kuliah yang membuat dirinya merasa lelah dan letih,           ketika adzan ashar berkumandang menandakan untuk sholat berjamaah ia pun            mengabaikannya karena ia berfikir waktu sholat masih panjang. Begitu juga yang    sedang dialami santri pondok pesantren Radhlatut Thalibin khususnya santri angkatan       baru ketika sholat berjamaah        berlangsung banyak sebagian dari mereka bermalas-  malasan menunaikan sholat berjamaah dan ada juga yang datang untuk sholat            berjamaah dengan perasaan tergesa-gesa atau keadaan terlambat. Lantaran banyak             dari mereka banyak di pengaruhi salah satunya gadget, sehingga melupakan sholat             berjamaah. Kita layaknya sebagai Santri tak sepantasnya mencontohkan yang tidak      baik, karena santri ketika kelak sudah berda dilingkup masyarakat akan menjadi suri           tauladan bagi yang lain dan juga menjadi kebanggan masyarakat karena mempunyai      akhlakul karimah yang baik


B.     Rumusan Masalah
Dari Kontruksi masalah diatas Penulis dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana tingkat kedisplinan sholat berjamaah santri pondok pesantren Radhlatut Thalibin?
b.      Seberapa besar tingkat kesadaran dalam sholat berjamaah bagi santri pondok pesantren Radhlatut Thalibin?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui tingkat kesadaran santri pondok Radhlatut Thalibin dalam sholat berjamaah.
D.    Metodologi Penulisan
Tulisan ini mengacu pada santrin angkatan baru pondok pesantern Radhlatut Thalibin sebagai obyek penilitianyang didasarkan pada kajian metode dekriptif kuantitatif. Terkait dengan pengambilan data menggunakan alat instrumen yang berupa angket yakni memberikan pertanyaan kepada responden sejumlah 5 pertanyaan dengan memberikan tanda check list pada kolom yang sudah tersedia. Pembagian kuesioner pada responden dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2015.
E.      SIGNIFIKASI
Tulisan ini dibuat supaya dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi para santri agar lebih memahami dan mengintropeksi diri bahwa meninggalkan sholat berjamaah itu sangat tidak baik. Padahal sholat berjamaah di wajibkan atas kaum pria tetapi masih banyak yang meninggalkan sholat berjamaah dan lebih mementingkan urusan yang menurut mereka lebih penting dan mustahil untuk ditinggal sebentar. Maka dari itu, ini merupakan tanggung jawab semua santri untuk selalu meningatkan satu sama lain dalam sholat berjamaah. karena Sesibuk apapun aktivitas yang menghampiri  jangan sampai meninggalkan sholat berjamaah.

Judul: “Eksistensi Seorang Santri Dalam Kontribusi Menerapkan Sisi Keagamaan Di         Lingkungan Manapun”






BAB II
PEMBAHASAN
1.      Deskripsi Data
                        Data yang diperoleh dari hasil penilitian yang dilakukan santri angkatan baru            pondok             pesantren Radhlatut Thalibin pada tanggal 26 Desember 2015 dengam           menggunakan alat instrumen data berupa angket yang telah diisi oleh santri        angkatan baru pondok             pesantern Radhlatut Thalibin menunjukkan tingkat kesadaran        dalam sholat  berjamaah. Dari angket yang sudah masuk yang telah diisi oleh             responden menunjukkan kategori sering lebih dominan dari pada selalu dalam             tingkat sholat  berjamaah. Itu artinya rasa kesadaran santri angkatan baru Radhlatut   Thalibin masih             kurang. Banyak orang berpendapat bahwa yang membedakan antara             santri dengan lainnya yakni tingkat sholat berjamaah. Akan tetapi kenyataannya   banyak dari sebagian santri kurang memerhatikan sholat berjamaah, padahal      mereka sudah tahu akan pahala yang didapatkan dalam sholat berjamaah jauh             lebih banyak dari pada            sholat sendiri.
                        Salah satu penyebab dari mereka kurang ada respon jika adzan memnaggil    karena sudah dipengaruhi canggihnya gadget yang sampai melupakan pembagian   waktu   mereka yang diluangkan untuk sholat berjamaah. Tetapi apa daya pengurus    sudah   berapa kali mengingatkan santri khususnya angkatan baru agar lebih         meningkatkan kedislipinan dalam sholat berjamaah tetapi tetap saja tidak ada           hasilnya. Semua bisa      berubah itu berawal dari diri mereka sendiri dengan disertai   peringatan dan juga      nasihat yang bersifat membujuk untuk lebih giat dalam sholat            berjamaah.










2. Analysis Data

Jumlah Pengisi Angket                         : 15 Orang
Kategori tinggi                                     : 15-19
Kategori sedang                       : 10-14
Kategori rendah                       : 5-9

No
Nama Responden
Nilai
1
Miftah Fallakh
12
2
Khoiron Hilmi
12
3
Abdul Haris Maulana
12
4
Ahmad Muzani
14
5
Ridwan Rudianto
13
6
Muhammad Arsul Maulan
10
7
Muhammad Zainun Nuqo
11
8
M. Fatku Rizqi
15
9
Rofi Andiyono
14
10
Agus Ma’ruf
9
11
M. Ilham S.Y
12
12
Fahmi
14
13
Fikri Gopari
14
14
Naelal Amami
15
15
Kamal najih
14

Ø  Jumlah                                     : 191
            Rata-rata                      : 12,73
            Nilai Maksimum          : 15
            Nilai Minimum                        : 9
            Kategori tinggi                         : 2
            Kategori sedang           : 12
            Kategori rendah           : 1
Ø  Presentase per kategori
a.                   Kategori tinggi                         : 2/15x100 = 13,33%
b.                  Kategori sedang           : 12/15x100=80%
c.                   Kategori rendah           : 1/15x100=6,67%
3.      Gagasan
1.      Tahap Perkenalan
Santri merupakan orang bisa dikatakan mendalami agama di pondok pesantren dengan dibimbing oleh para kyai atau ustad yang mahir dan juga berkompoten dalam persoalan bidang agama untuk bekal hidup kelak dimasa yang akan datang agar tidak terjerumus dalam kerugian yang amat besar. Kita bisa dikatakan santri apabila kita sudah mampu hidup secara mandiri tanpa agi bergantung dengan kedua orang tua dalam hal apapun. Santri juga dikenal di sini akan ketekunan dalam hal beribadah secara berjamaah.
a.       Paragaraf 1
Santri di sini harus lebih dominan dalam segala apapun yang keterkaitan dalam agama, dalam hal ini lebih difokuskan dalam beribadah secara berjamaah. Berjamaah lebih di peruntungkan pada posisi bisa tidaknya meluangkan sedikitpun waktu untuk sholat secara berjamaah tanpa ada suatu hambata baik intern maupun ekstern. Banyak sebagian santri dalam melakukan sholat berjamaah selalu di imbangi rasa ketidakinginan untuk selalu lebih awal dalam melakukan sholat berjamaah yakni berda pada posisi depan dekat dengan iman. Akan tetapi malah sering menjadi imam masbuk.
b.      Paragraf 2
Santri harus lebih berperan dalam hal yang ada keterkaitan dengan persolaan agama lebih khususnya dalam pengaktualisasian dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dalam konteks ini lebih diprioritaskan dalam hal sholat 5 waktu yang dilaksanakan secara berjamaah. Tetapi dalam  analysis data menunjukkan bahwa tingkat kesadaran yang dilakukan santri khususnya santri pondok pesantern Radhlatut Thalibin cukup terbilang masih kurang harus lebih ditingkatkan lagi.
c.       Paragraf 3
Dalam hakikatnya santri adalah menjadi patokan atau suri tauladan bagi masyarakat. Apabila kita sebagai santri masih saja mengulang kebisaan buruk dengan tidak tepat waktu dalam sholat berjamaah bagaimana jika kita dimasyarakat sudah tidak dipercayai lagi sebagai santri. Eksistensi kita sebagai santri sudah lagi terhapuskan dengan tidak memerhatikan sholat berjamaah. Padahal sudah menjadi predikat lebih antara santri dengan lainnya yakni dilihat dari istoqomah dalam hal sholat berjamaah. Jika kita sebagai santri sudah barang tentu harus lebih ditingkatkan lagi dalam hal sholat berjamaah dengan tertib dan teratur. Untuk itu, santri satu dengan lainnya harus menasihati dan selalu mengingatkan dalam hal sholat berjamaah, juga harus didasari pada diri sendiri untuk berkeinginan sholat 5 waktu dengan berjamaah dan bertekad untuk menghilangkan rasa malas yang kapan pun datang untuk menagkalanya dengan rasa semangat untuk langsung bisa meluangkan waktu sholat berjamaah walaupun dalam keadaan diterpa kesibukkan luar biasa.
4.      Penutup
Santri yang memahami persoalan agama harus lebih mampu dalam mempraktekkannya dalam kehidupan yang nyata. Khususnya menerapkan sholat berjamaah secara terus-menerus. Tidak bisa dikatakan santri apabila kita tidak bisa menerapkan sholat berjamaah sesuai dengan waktu yang ditentukan lebih khususnya santri pondok pesantern Radhlatut Thalibin. Bukan berartikita sebagai santri angkatan baru bermalas-malasan dalam sholat berjamaah harus di awali dengan rasa semangat, tidak sebaliknya. Marilah kita sebagai santri sudah tentu mempunyai sesuatu yang lebih dibandingkan yang tidak santri lebih mencontohkan kepada yang lain dan tidak lain lebih berkontibusi dalam keterkaitannya persoalan agama jika kita sudah berada di lingkungan masyarakat.
                                                     

     

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN MAHASISWA DALAM MENCARI SOLUSI PENGEMBANGAN

PERAN MAHASISWA DALAM MENCARI SOLUSI PENGEMBANGAN BUDAYA JAWA MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Islam dan B...